Khoirunnas anfa’ uhum linnas

Bram Penumbra
2 min readJan 8, 2020

--

Khoirunnas anfa'uhum linnas. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Disahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Itulah karakter yang harus dimiliki oleh orang Muslim. Bukan hanya mencari manfaat orang lain atau memanfaatkan orang lain. Tapi kita juga harus bisa mengimplementasikan konsep islam yang penuh dengan cinta, yaitu memberi. Apabila kita bisa bermanfaat bagi orang lain, maka kebaikan juga akan kembali kepada diri kita sendiri.

Seorang muslim setelah dia membingkai misi kehidupannya dengan Ibadah kepada Allah swt. semata, maka orientasi hidupnya adalah memberikan manfaat bagi orang lain. Tidak memandang apapun profesinya. Apabila kita memiliki ilmu yang bermanfaat tidak boleh egois atau mementingkan dirinya sendiri. Tapi kita berbagi ilmu dengan orang lain yang bermanfaat.

Langkah-langkah menjadi Nafi'un li ghairihi (Pribadi yang bermanfaat) :

1. Kemauan

Kunci utama adalah suatu kemauan. Kemauan untuk memberi manfaat kepada orang lain. Jika kita memiliki lebih harta, maka berikan sebagian harta kita kepada orang yang membutuhkan. Jika kita memiliki ilmu yang cukup, maka kita bagikan ilmu kita kepada orang lain agar bermanfaat.

2. Take Action Now

Apa yang dapat kita berikan kepada orang lain sekarang maka laksanakan. Tidak perlu menunggu kita menjadi orang yang sangat pintar. Berbagi kemampuan yang kita punya dalah barokah. Seperti dalam hal ini kita bisa mengepostkan artikel-artikel bermanfaat melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, blogger, wordpress atau yang lainnya.

3. Manfaat yang diberikan menjadi Gaya Hidup

Jika kita sudah mempu memberikan ilmu atau segala manfaat bagi orang lian adalah suatu kebaikan, belum termasuk Akhlaq. Maka jangan diusahakan hanya menyampaikan tapi kita sendiri tidak menerapkannya.

4. Meningkatkan Kualitas Diri

Dalam hadits tidak hanya mengatakan untuk menjadi pribadi yang bermanfaat, tapi yang Superlatif yaitu paling. Jadi kalau kita ditantang menjadi juara dalam kebaikan, kita juga harus yang paling bisa memberikan manfaat kepada orang lain.

5. Raih manfaatnya untuk kita juga

Janganlah Kita memberi manfaat kepada orang lain tapi tidak memberikan manfaat bagi diri kita sendiri. Bukan maksud berharap dari orang yang kita berikan manfaat. Tapi maksudnya disini kita tidak boleh riya'. Kita harus ikhlas memberikan manfaat kepada orang lain agar juga bermanfaat bagi diri kita sendiri. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal. Dan hanya amal yang diterima Allah agar bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Bukan untuk dibilang pribadi yang bermanfaat. Karena sifat riya' itu samar maka kita harus hati-hati.

--

--

Bram Penumbra
Bram Penumbra

Written by Bram Penumbra

Data Analyst for Accounting | Business Development at Jurnal Mekari | Santri Karya Daarut Tauhiid (2014-2017)

No responses yet